Nasib TKI di Ujung Pancung
0
komentar
PREDIKSI TOGEL SINGAPORE DAN HONGKONG HARINI
Di luar rumah, beberapa karangan bunga berdiri segar. Ada tulisan 'Bupati Kabupaten Bekasi', 'DPRD Kabupaten Bekasi', ada pula tertanda dari Istri Gubernur Jawa Barat.
Tak ada tenda dan kursi yang disewa khusus. Dalam ruang tamu berukuran sekitar 4 x 3 meter persegi, para penghuni berjejer, duduk lesehan di tikar. Ubedawi (59), Een Nuraeni (35), Evi Kurniati (32), Irwan Setiawan (27), serta beberapa sanak keluarga.
Sayup-sayup dari dalam terdengar suara pengunjung melantunkan Surat Yasin. Mereka adalah keluarga Ruyati binti Satubi, buruh migrant yang sekonyong-konyong dihukum pancung di Arab Saudi.
Tak ada kabar, atau telegram duka cita kepada keluarga Ruyati. Seperti bermimpi, putrinya Een, memegang lekat foto Ruyati yang telah ia copot dari bingkainya. Di foto itu, Ruyati berkerudung hitam. Berkali-kali pula Een menyeka air mata dengan jilbabnya yang sudah basah.
Keluarga sempat melarang Ruyati ke Arab Saudi, karena dia sudah tua. "Seharusnya ibu di rumah saja, istirahat. Biar anak-anaknya yang mencari nafkah," kata Evi, putri Ruyati yang kedua. Tapi dia nekat. Bahkan sempat memalsukan umur menjadi sebelas tahun lebih muda. Menurut dia, itu permintaan perusahaan penyalur. Tanpa dimudakan, Ruyati tak boleh ke Arab.
Sudah berkali-kali Ruyati menjadi TKI. Sebelumnya, lima tahun lalu bekerja di Madinah. Yang kedua, Ruyati bekerja selama enam tahun di Kota Abha. Rumah yang ditempati Evi, adalah hasil jerih payah Ruyati. Dari hasil kerja, Ruyati bisa menyekolahkan Evi di keperawatan. Berkat Ruyati, kini Evi bekerja di satu rumah sakit.
baca selanjutnya
0 komentar:
Post a Comment